Senin, 04 April 2011

Museum Ronggowarsito

Satu-satunya museum di kota Semarang yang saya bisa kunjungi adalah Museum Ronggowarsito. Museum tentara Mandala Bakti ternyata tutup ketika saya berkunjung ke sana. Terletak di Jl. Abdulrachman Saleh, obyek wisata pendidikan Museum Ronggowarsito ini merupakan bangunan dua lantai yang menyimpan berbagai jenis koleksi, seperti kerajinan tangan dan seni dari daerah Jawa, foto dan benda dokumenter lain yang berasal dari masa perjuangan kemerdekaan, keris, lukisan, dan warisan budaya Jawa lainnya.
Nama Museum Ronggowarsito berasal dari nama seorang pujangga Jawa terkenal yang hidup pada abad 19, yang juga merupakan ahli nujum Keraton Kasunanan Surakarta. Karyanya yang dikenal luas serta banyak dikutip adalah Serat Kalatidha yang secara harafiah berarti sebuah buku atau sebuah catatan tentang masa yang penuh ketidakpastian atau yang absurd.
Berikut adalah petikannya:
Amenangi jaman edan (mengalami jaman gila)
Ewuh aya ing pambudi (menyusahkan bagi pikir)
Melu edan nora tahan (ikut gila tidak tahan)
Yen tan milu anglakoni (jika tidak ikut melakukan)
Boya kaduman melik (tidak akan kebagian)
Kaliren wekasanipun (kelaparan pada akhirnya)
Ndilalah karsa Allah (namun kehendak Allah)
Begja-begjane kang lali (sebahagia apa pun yang lupa)
Luwih begja kang eling lawan waspada (lebih bahagia yang ingat dan waspada)

Museum Ronggo Warsito
Fosil gajah yang berada di ruang Geologi, lantai 1 Museum Ronggowarsito. Museum Ronggowarsito ini dibangun di atas tanah seluas 2 hektar. Keberadaannya sendiri mulai dirintis sejak tahun 1975, namun Museum Ronggowarsito baru diresmikan pada 5 Juli 1989.
Museum Ronggo Warsito
Sebuah fosil tanduk kerbau yang berasal dari Sangiran, yang diselamatkan pada tahun 1982, koleksi Museum Ronggowarsito.
Museum Ronggo Warsito
Sebuah koleksi fosil Pithecanthropus erectus (sekarang Homo erectus) yang berasal dari daerah Sangiran, disimpan di lantai 2 di Ruang Palaentologi Museum Ronggowarsito.
Museum Ronggo Warsito
Gunungan yang terbuat dari kayu ukir yang halus dan indah, koleksi Museum Ronggowarsito.
Museum Ronggo Warsito
Koleksi berbagai jenis keris juga disimpan di dalam Museum Ronggowarsito, diantaranya adalah Keris Jalak yang dipercaya mampu mengusir kekuatan jahat.
Museum Ronggo Warsito
Koleksi sebuah sepeda tua di Museum Ronggowarsito, yang sudah tidak lagi terlihat di jalanan.
Museum Ronggo Warsito
Diorama yang menampilkan tokoh Arjuna, sang pemanah ulung (termasuk pemanah hati wanita), lengkap dengan para punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong, koleksi Museum Ronggowarsito.
Museum Ronggo Warsito
Diorama yang menggambarkan pandai besi tradisional yang tengah bekerja di tempat penempaan, koleksi Museum Ronggowarsito.
Museum Ronggo Warsito
Ilustrasi yang melukiskan perkakas gilingan tebu tradisional dengan sapi sebagai tenaga penggeraknya, koleksi Museum Ronggowarsito.
Museum Ronggo Warsito
Pawon yang masih banyak dijumpai di desa-desa terpencil, dan masyarakat kurang mampu, koleksi Museum Ronggowarsito.
Museum Ronggo Warsito
Koleksi Museum Ronggowarsito yang menunjukkan foto semasa perjuangan kemerdekaan.
Museum Ronggo Warsito
Koleksi Museum Ronggowarsito berupa benda-benda yang berhubungan dengan Jenderal Soedirman, seperti tandu yang digunakan semasa bergerilya.
Museum Ronggo Warsito
Tampak muka Museum Ronggowarsito dengan bangunan berbentuk Joglo.
Masih banyak lagi koleksi Museum Ronggowarsito Semarang yang tidak ditampilkan di sini. Semarang, berasal dari bahasa Jawa “asem” dan “arang”, adalah ibukota propinsi Jawa Tengah yang selain terkenal karena sungainya yang meluap disaat musim penghujan, namun juga merupakan kota ramah yang menawarkan banyak jajanan dan makanan yang lezat, serta tempat menarik untuk dinikmati oleh para pelancong, termasuk Museum Ronggowarsito ini.

Museum Ronggowarsito

Jl Abdulrahman Saleh No 1, Semarang.
Telp. (024) 7602389, Fax. (024) 7602389
Buka Selasa – Minggu dari jam 8.00 – 15.30.
Museum tutup pada hari Senin.
Tiket masuk Rp.2.000

Lihat peta Museum Ronggowarsito dalam ukuran besar